Kamis, 11 Juni 2015

Penginderaan Jauh sebagai Teknologi Pengelolaan Wilayah Pesisir

Indonesia merupakan Negara kepulauan yang memiliki wilayah lautan sebesar 2/3 dari jumlah keseluruhan wilayah daratan dan lautan sehingga wilayah pesisir yang ada di Indonesia sangat banyak dan dihuni oleh masyarakat (sekitar 60% atau 140 juta penduduk) sebagai tempat tinggal sekaligus tempat mencari nafkah dan menjadi sumber pendapatan bagi masyarakat kawasan tersebut. Dengan keberadaan hutan mangrove yang terluas didunia, terumbu karang yang eksotik, rumput laut yang terhampar dihampir sepanjang pantai, sumber perikanan yang tidak ternilai banyaknya dan keadaan lahan yang relatif subur untuk pertanian menyebabkan tekanan terhadap wilayah pesisr semakin besar.


Pengelolaan wilayah pesisir harus dilakukan secara cepat dan tepat dengan memanfaatkan data yang kontinu dan teknologi yang mampu menggambarkan wilayah pesisir dengan baik. Integrasi penginderaan jauh dan Sistem Informasi Geografi (SIG) merupakan salah satu cara untuk mengelola wilyah pesisr dengan data yang kontinu dan sebaran spasial yang bisa menampilkan secara sederhana bentuk kawasan peisisir. Secara sederhana intergrasi antara penginderaan jauh dan SIG dapat memetakan kondisi wilayah pesisir sehingga dapat dipantau kondisinya.

Penginderaan jauh merupakan suatu metode untuk pengenalan dan penentuan objek dipermukaan bumi tanpa harus melakukan kontak langsung dengan objek tersebut. Data pengunderaan jauh dapat bersifat kontinu karena mempunyai resolusi temporal, dapat digunakan untuk berbagai aplikasi karena resolusi spektralnya dan ditampilkan dalam berbagai bentuk skala karena resolusi spasialnya.
Sistem Informasi Geografi (SIG) adalah suatu sistem informasi yang dirancang untuk bekerja dengan data yang bereferensi spasial atau berkoordinat geografi atau dengan kata lain suatu SIG adalah suatu sistem basis data dengan kemampuan khusus untuk menangani data yang bereferensi keruangan (spasial) bersamaan dengan seperangkat operasi kerja (Barus dan Wiradisastra, 2000). Aplikasi SIG dapat digunakan untuk berbagai kepentingan selama data yang diolah memiliki refrensi geografi, maksudnya data tersebut terdiri dari fenomena atau objek yang dapat disajikan dalam bentuk fisik serta memiliki lokasi keruangan.


Integrasi penginderaan jauh dan SIG dalam pengelolaan wilayah pesisir dapat menggunakan Indeks Kepekaan Lingkungan (IKL) / Environmental Sensitivity Index (ESI). Indeks Kepekaan Lingkungan merupakan gambaran nilai-nilai biologi, sosial-ekonomi dan sosial-budaya pada suatu wilayah pesisir dan laut tertentu yang digunakan sebagai prioritas respon terhadap tumpahan minyak (NOAA, 1992). Dalam perkembangannya IKL bukan hanya untuk menilai kepekaan lingkungan terhadap tumpahan minyak, tetapi juga kepekaan wilayah pesisir terhadap polutan dan bahan pencemar lainnya baik yang berasal dari sungai, pemukiman, maupun kegiatan-kegiatan disekitar pantai.

Tingkat kerentanan suatu ekosistem pesisir terhadap dampak yang terjadi akibat kegiatan manusia dan pembangunannya sangat tergantung pada kekuatan ekosistem tersebut menahan perubahan yang terjadi, hal ini ditunjukkan oleh tingkat kepekaan ekosistem tersebut. Tingkat kepekaan suatu ekosistem yang merupakan gambaran dari kekuatan ekosistem tersebut untuk kembali pulih seperti keadaan semula dipengaruhi oleh kondisi biologi dan ekologi ekosistem tersebut. Hal inilah yang menjadi dasar teori dalam penetuan IKL, sehingga hasil penilaian IKL dapat dijadikan sebagai salah satu acuan dalam perencanaan dan pengelolaan wilayah pesisr.

Data penginderaan jauh dapat menangkap dan mengindentifikasi berbagai macam objek di wilayah pesisir seperti rumput laut, terumbu karang, keadaan pasir, padang lamun, keberadaan mangrove, penggunaan lahan, serta sebaran vegetasi lainnya yang merupakan suatu ekosistem wilayah pesisir. Data-data tersebut bisa diintegrasikan dengan data-data SIG seperti batas administrasi, jumlah penduduk, kondisi jalan, kondisi sungai serta bentuk topografi suatu lahan maupun topografi pantai dan lautnya (batimetri).


Selain pemanfaatan data-data SIG tersebut, SIG juga dapat menganalisis data-data spasial sehingga memberikan bentuk lain dari data spasial masukkan sebelumnya yang akan berguna dalam menentukan nilai IKL. Keunggulan dari SIG adalah kemampaunnya menangani data spasial bereferensi geografi yang berintegrasi dengan data atribut sehingga data-data tersebut dapat dianalisis bentuk keruangannya. Hasil analisis tersebut seperti panjang, luas, volume, keterkaitan, klasifikasi dan perkiraan yang berbentuk tampilan spasial. Keadaan tersebut diperoleh dari analisis dan manipulasi data spasial yang merupakan keunggulan lain dari SIG, adapun contoh analisis dan manipulasi data spasial yang dilakukan dalam SIG seperti overlay, interpolasi, buffer dan klasifikasi.

Selain itu, Indonesia sangat membutuhkan data inderaja hasil teknologi penginderaan jauh dalam pelaksanaan pembangunan. Data tersebut akan sangat mendukung untuk kegiatan perencanaan dan operasional wilayah terutama wilayah pesisir. Misalnya untuk kegiatan pengelolaan kawasan pesisir karena wilayah pesisir sangat luas dan mengalami perubahan sangat cepat, sulit untuk dilakukan pengambilan data secara langsung.


Untuk kegiatan tata ruang wilayah, pemanfaatan data penginderaan jauh diperlukan untuk mendukung kegiatan perencanaan dan pemantauan. Masalah aplikasi penginderaan jauh saat ini antara lain:
• Keterbatasan SDM yang memahami pengetahuan ilmu penginderaan jauh
• Keterbatasan anggaran kegiatan untuk pengadaan data penginderaan jauh
• Pengelolaan kelembagaan yang kurang terkoordinasi (belum ada kesamaan/kesepakatan tentang batas wilayah)
• Belum banyak aplikasi penginderaan jauh yang berhasil digali

Jadi, pengelolaan sumberdaya wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil secara terpadu memerlukan informasi tentang potensi yang dapat dikembangkan serta permasalahan yang ada. Metode penginderaan jauh sangat efektif dan efisien untuk digunakan mendukung berbagai kegiatan yang menggunakan pendekatan spasial. Untuk kegiatan tata ruang wilayah, pemanfaatan data penginderaan jauh diperlukan untuk mendukung kegiatan perencanaan dan pemantauan. Meskipun masih ada problema terkait dengan aplikasi penginderaan jauh saat ini, namun penggunaan teknologi penginderaan jauh merupakan pilihan yang terbaik untuk pengumpulan data spasial yang mencakup daerah luas dan yang selalu mengalami perubahan secara dinamis.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar