Tagline diatas merupakan salah satu impian dari Negara Indonesia.
Impian tersebut bukan datang tanpa alasan. Alasan impian tersebut menguak
adalah karena Negara ini Negara kepulauan terbesar yang memiliki garis pantai
terpanjang kedua di dunia.
Impian
itu sudah ada sejak presiden Indonesia yang pertama yaitu bapak Ir. Soekarno
menyampaikan pidato mengenai kemaritiman Indonesia pada tahun 1953. Mungkin
terlihat muluk untuk sebagian orang tetapi untuk sebagian yang lain, impian
tersebut adalah suatu harapan, suatu batu loncatan yang harus dikejar dan
dicapai. Walaupun untuk mencapainya tidaklah mudah. Diperlukan pengubahan dalam
berbagai aspek terutama orientasi visi kemaritiman. Maritim (perairan) sudah
lama di “anak-tiri” kan daripada orientasi daratan yang selama ini menjadi fokus
pemerintah. Dengan geopolitik, geostrategi dan geografis yang dimiliki, Negara Indonesia
dapat menjadi Negara yang kuat, tangguh dan disegani.
Dengan
terpilihnya Joko Widodo dan Jusuf Kalla sebagai Presiden dan Wakil Presiden
tahun 2014 lalu, impian tersebut kembali menyeruak untuk mencari solusinya. Konsep
yang dilontarkan oleh Presiden mengenai Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia
telah menimbulkan antusiasme besar dari berbagai pihak. Maksud dari Poros
Maritim Dunia itu sendiri adalah menjadikan Indonesia sebagai Negara maritim yang
besar, kuat, tangguh dan makmur dengan identitas bangsa maritim, pemberdayaan
potensi maritim, pemerataan ekonomi dan diplomasi maritim dalam politik luar
negeri. Agenda pembangunan yang ingin diwujudkan oleh presiden memiliki lima
pilar utama, yaitu membangun kembali budaya maritim Indonesia, menjaga dan
mengelola sumberdaya laut, priorotas pada pengembangan infrastruktur dan
konektivitas maritim.
Peningkatan
ekonomi merupakan hal utama yang akan menjadikan Indonesia menjadi Negara dengan
posisi yang lebih kuat. Ekonomi yang sehat dapat menjadi awal yang bagus untuk
mencapai kepentingan nasional Indonesia. Pertumbuhan ekonomi secara maritim akan
sejalan dengan peningkatan sumberdaya militer yaitu angkatan laut. Kekayaan dan
kedaulatan maritim akan terlindungi. Kapasitas angkatan laut dalam mengontrol,
mengawasi dan melindungi kemana maritim dibutuhkan lebih dari sebelumnya. Kapasitas
yang bertambah menunjukkan bahwa Indonesia serius dalam mencapai impian
tersebut.
Menteri
Kelautan dan Perikanan, ibu Susi Pudjiastuti mengatakan bahwa untuk menjadi
poros maritim dunia bukanlah impian yang besar apabila semua elemen (dalam hal
ini kementerian) dapat bekerja sama dengan baik. Suatu hal yang logis mengingat
sumberdaya alam yang dimiliki oleh Negara ini sangat mampu untuk menjadikannya
poros. Bila sumberdaya alam digunakan dengan baik sesuai porsinya maka impian
tersebut dapat direalisasikan.
Salah
satu program yang akan membantu dalam mewujudkan Indonesia sebagai Poros
Maritim Dunia adalah program Indonesian Satellite.
Sarana teknologi ini digunakan untuk menginventarisasi dan memantau kondisi
wilayah Nusantara selama 24 jam non-stop,
sebut Menteri Koordinator Kemaritiman, bapak Indoryono Soesilo. Pembahasan mengenai
teknologi ini melibatkan Bdan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan
Lembaga Penerbangan dan Antariksa (LAPAN). Penerapan penginderaan jauh akan
dipakai dalam proses penanganan berbagai masalah atau bencana yang terjadi
seperti kebakaran hutan, penanggulangan banjir, perencanaan wilayah propinsi,
penindakan illegal fishing dan lain sebagainya. Pembangunan stasiun satelit
Indonesia sudah cukup menyebar yaitu di daerah Pare-pare, Jakarta dan Bali.
Komitmen
untuk mengelola kekayaan maritim akan menemui tantangan dan hambatan karena
orientasi sebelumnya lebih ke orientasi daratan. Negara kita dapat belajar dari
Negara lain yang sudah berhasil dengan kemaritimannya seperti Amerika Serikat
dan China.
Gambar 1. Rencana pembangunan tol laut masa
pemerintahan Jokowi Dodo-Jusuf Kalla
Gambar 2. Posisi silang Indonesia antara dua benua
dan dua samudera
Sumber-sumber
yang saya pakai sebagai referensi twit dan blog ini antara lain:
1. http://www.bakosurtanal.go.id/berita-surta/show/mewujudkan-indonesia-sebagai-poros-maritim- dunia-yang-maju-dan-mandiri,
diakses pada jam 20.15 tanggal 8 Maret 2015
2. http://www.itb.ac.id/news/4550.xhtml,
diakses pada jam 20.24 tanggal 8 Maret 2015

