Sabtu, 27 April 2013

Review Materi Sekolah Kaderisasi Hari Pertama, 27 April 2013


Pembicara: Septian Bayu Anggara, S. T.
Materi dengan tema ‘Pergerakan Mahasiswa’ ini dimulai sekitar jam 8. Banyak hal-hal yang disinggung oleh mas Bayu pada Sekolah Kaderisasi L-Red hari pertama. Beliau memberitahukan kepada kami untuk mengubah orientasi alasan masuk BEM. Mengubah pandangan tentang BEM itu sendiri. Kita harus berpikir untuk memberikan apa yang kita punya; tenaga, waktu atau bahkan uang untuk BEM. Hilangkan anggapan bahwa di BEM kita akan menerima uang atau segalanya yang menurut kita akan kita dapatkan. Mungkin kita memang akan mendapatkan teman baru, pengalaman baru, tapi yang terpenting adalah kewajiban yang akan kita lakukan untuk berkontribusi kepada orang lain yang ada disekitar kita. Dengan masuk BEM, kewajiban akan lebih banyak didapat dibanding hak itu sendiri. Kita sebagai mahasiswa yang hanya 2% dari jumlah total penduduk Indonesia harus bertanggung jawab dan lebih peka atas 98% yang lain. Lakukanlah hal-hal yang bermanfaat untuk mengabdi kepada masyarakat. Tugas mahasiswa memang untuk belajar, tapi tidak hanya sekedar hard skill saja yang harus diraih, karena soft skill lebih diperlukan di lingkungan masyarakat. Lakukan peran yang besar karena kita adalah mahasiwa!
Pengertian dari pergerakan adalah movement. Movement yaitu memperjuangkan ideologi dan yang lainnya atau berpindah dari hal yang baik menjadi hal yang lebih baik. Contoh pergerakan yang telah dilakukan di UGM/masyarakat: menolak UKT, menanam seribu pohon, dan Earth Hour. Pergerakan tersebut akan diakhiri oleh opsi terakhir, yakni aksi. Aksi adalah langkah terakhir bila semua hal yang telah dilakukan tidak dihiraukan. Kejadian besar di dunia terjadi karena adanya aksi yang dilakukan untuk menuntut keadilan.

Hikmah yang saya dapatkan setelah mendapat materi ini adalah saya meluruskan kembali pandangan dan alasan saya ikut BEM. Bukan apa yang akan kita dapatkan setelah menjadi pengurus BEM, tetapi apa yang akan kita berikan/kontribusikan dengan menjadi pengurus BEM. Lebih kritis dan peka dalam melihat, menyikapi dan menemukan solusi dari masalah-masalah yang ada disekitar kita.








Pembicara: Moh Faza Rosyada (Ketua BEM)
Beliau memberikan materi tentang BEM secara lebih mendalam. BEM KM Fakultas Teknik atau biasa disingkat BEM KMFT berdiri pada tanggal 3 Desember 1999. Berdiri setelah adanya reformasi pada tahun 1998. Rentang waktu 1998-2000 menjadi tahun dimana lembaga-lembaga pergerakan didirikan. Fungsi dari BEM ada 4, yaitu sebagai wadah aspirasi, fungsi advokasi (wadah pengaduan), katalisator (pengubah/mempercepat) dan inisiator . BEM merupakan pelaksana atas aspirasi yang telah diberikan oleh MPM (Majelis Permusyawaratan Mahasiswa).
BEM KMFT mempunyai 7 departemen dan 2 biro pada tahun ini. 7 departemen tersebut terdiri dari departemen SOSMAS, HUMAS, KASTRAT, ADVOKASI, OASE, MIT dan TD. 2 biro yang lain terdiri dari biro Kerumahtanggaan dan biro PSDM. Perbedaan antara biro dan departemen adalah bahwa biro mempunyai hak interferensi terhadap departemen yang lain, sedangkan departemen tidak mempunyai hak seperti itu.
Pengurus BEM harus punya karakter, idealisme dan semangat untuk berkontribusi.  Niat juga harus diluruskan agar apa yang telah dilakukan tidaklah sia-sia. Yakinlah bahwa perbuatan baik, perbuatan apapun akan dibalas oleh Allah SWT. Buatlah Indonesia menjadi lebih baik dengan semua yang telah dilakukan.

Hikmah yang saya dapat adalah saya mendapat pengetahuan lebih tentang BEM dan hal-hal yang harus dipunyai dengan menjadi pengurus BEM.



Jumat, 26 April 2013

ESAI L-RED 'AKU UNTUK INDONESIA YANG LEBIH BAIK'


Raudah Husna
Teknik Geodesi
OASE

Aku Untuk Indonesia yang Lebih Baik

Aku terlahir di negara Indonesia. Negara yang sebenarnya kaya namun hanya bisa bergantung pada Negara yang lain. Dan yang terpenting, Negara tempat aku hidup. Aku sekarang adalah mahasiswa angkatan baru, semester 2. Dulu sewaktu sma, aku sering mengobrol dengan kedua orangtuaku tentang Negara ini di masa lalu, di masa mereka. Mereka menceritakaan bahwa pada masa mereka seumuran denganku yang sekarang, Negara ini jauh lebih baik ketimbang saat ini. Di masa dulu, harga-harga kebutuhan pokok, mulai dari sembako, bahan bakar, alat transportasi dan komunikasi masih cukup terjangkau bahkan untuk masyarakat menengah ke bawah. Keamanan dan kesejahteraan terjamin. Tidak banyak pejabat pemerintah yang korupsi dan melakukan hal-hal yang menguntungkan mereka sendiri. Tidak banyak pemberitaan yang tidak penting dipublikasikan. Awalnya aku hanya mendengarkannya sambil lalu saja, karena waktu itu aku masih duduk di kelas 3 sma, masih belum mengerti tentang kehidupan nyata diluar sana. Waktu sma, aku masih hidup dengan mereka, tidak merantau seperti sekarang. Setelah aku diterima di UGM, aku mulai merasakan apa yang pernah mereka ceritakan kepadaku dulu. Kuliah merantau membuatku harus mandiri dan tidak manja seperti dulu lagi. Semenjak hidup merantau di kota orang, aku belajar tentang banyak hal. Salah satu contohnya adalah dalam memakai dan mengatur uang. Aku di transfer uang untuk kebutuhanku disini oleh Ayahku setiap bulan. Dari uang bulanan itu aku belajar untuk menggunakan uang sesuai dengan kebutuhan, tidak bisa boros seperti waktu di sma. Merantau membuatku harus membeli kebutuhanku sendiri. Saat membeli kebutuhan, aku merasa bahwa harga barang-barang sangat mahal. Aku teringat akan cerita orangtuaku tentang harga-harga yang melambung tinggi. Mungkin memang dulu aku tidak peduli dengan hal-hal yang ternyata penting bagi kehidupan banyak orang. Hal-hal yang kadang aku keluhkan sekarang.
Menjadi mahasiswa membuatku lebih peka terhadap lingkungan sekitar. Banyak hal-hal penting disekitarku yang selama ini aku abaikan atau bahkan aku tidak peduli. Contohnya adalah sewaktu di sma, ada beberapa temanku yang mendapat beasiswa. Sama halnya seperti didunia perkuliahan sekarang. Tapi banyak sekali dari temen-teman se jurusan, se fakultas atau bahkan se-universitas yang bergantung pada uang beasiswa. Bila uang tersebut belum turun, mereka pasti berhemat untuk menyambung hidup hari berikutnya. Aku merasa kasihan tapi tidak dapat melakukan hal yang dapat membantu mereka. Aku tidak mngerti mengapa uang beasiswa seperti ini masih saja telat turun, padahal banyak dari mereka yang mendapat beasiswa tersebut amat sangat bergantung pada uang tersebut. Banyak sekali keadilan orang-orang yang dirampas hanya dari keterlambatan seperti itu. Contoh lain adalah di media massa seperti televise. Banyak sekali pemberitaan yang menurutku tidak pantas untuk ditayangkan. Seperti adu politik antar pejabat, korupsi di segala bidang, pemerkosaan yang makin marak dan berita-berita lain yang menurutku tidak dibutuhkan oleh masyarakat. Masyarakat tidak butuh hal-hal seperti itu. Masyarakat hanya butuh kesejahteraan, keamanan dan kebutuhan pokok yang lainnya terpenuhi. Hanya butuh keadilan yang merata. Harga tidak mahal, gaji sesuai dengan keahliannya. Di zaman sekarang terlalu banyak pejabat tinggi yang hanya mementingkan dirinya sendiri dengan korupsi, dengan memperkaya diri sendiri yang menurutku amat tidak sangat berperikemanusiaan.
Di masa yang akan datang, aku akan berusaha untuk memperbaiki Negara tempat aku dilahirkan ini. Aku akan melakukan hal-hal kecil terlebih dahulu yang mudah-mudahan akan menggerakan hati orang yang melihatnya. Aku yakin banyak manusia yang masih mempunyai hati yang sedih melihat keadaan Negara ini sekarang. Banyak hal-hal yang dapat kita lakukan. Dari hal kecil kita dapat mengubah hal-hal besar yang telah ada untuk diperbaiki, contohnya seperti menanam mangrove yang belum lama ini aku lakukan. Semoga di masa yang akan datang, generasi muda Indonesia bisa memperbaiki apa yang telah dijalankan oleh generasi sebelumnya. Hidup Indonesiaku! Tanah Air Ibu Pertiwi!